kisah menyedihkan di hidupku 1
taukah kalian rasanya di tinggalkan oleh seorang kelarga yang berperan penting dalam keluarga kita? ya seperti itulah kisah sedih yang terpendam dalam hidupku. ayah adalah kepala keluarga yang berperan untuk mencari nafkah yaitu tulang punggung keluarga. aku kehilangan ayahku ketika aku kelas 3 smp. sudah besarkah aku untuk kehilangan seorang ayah? keluargaku pindah keluar kota karena masalah ekonomi. ya di kotaku yang dulu (jogjakarta) apalagi dengan tinggal di perumahan elit (ciellaaaah...) gaya hidup yang wow. tiap rumah pasti memiliki min 2 mobil. gimana ga susah hidup disana? ekonomi keluarga aku memburuk setelah bisnis dan investasi bangkrut karena tertipu. memang gak hanya keluarga saya saja yg tertipu,pasti orang lain juga pernah mengalami. perihatin memang hidup seperti ini. untung saya memang di didik hidup sederhana. jadi kondisi apapun selalu siap. setelah ayah jatuh sakit, kami memutuskan pindah agar dekat dengan kerabat. saat itu saya dipindahkan sekolah terlebih dahulu karena rumah baru kami sedang dalam proses. sedih memang harus pisah dengan teman2 sekolah dan harus meninggalkan kota kelahiran tapi apa daya tangan harus melepaskannya. dengan berat hati akhirnya aku dikirim ke kota aku duluan tanpa ortu. setelah proses ortu ikut pindah hanya masih pada kontrakan. masih menunggu akhirnya ortu tinggal di nenek karena tiba2 anak yang kontrakan mau nikah dan memakai rumah itu (terus buat apa di kontrakin ya klo gt -___-) padahal uda bayar full. tiba saat pindah ke rumah baru (yeeee....) tapi kondisi ayah semakin parah. baru bermalam 1 hari di rumah itu harus ke RS terdekat. saat di opname 2 hari dan langsung berpulang ke rahmat allah pada malam harinya. disitulah mama saat harus memiliki 2 peran sekaligus yang membesarkan ketiga anaknya yang belum bekerja. dengan berbekal tabungan dan simpanan akhirnya kakak pertama aku bisa lulus S1 dan bekerja. tinggalah kakak kedua dan aku yang harus menyelesaikan S1. terkadang aku sering teringat ketika jalan2 ke mall atau ketempat seseuatu dan melihat orang lain yang sedang jalan2 bersama keluarga (ayah, ibu dan ank) ya mereka terlihat bahagia. aku akui aku iri pada mereka. ketika alm. ayahku hidup kita jarang atau bahkan dapat dihitung dengan jari pernah merasakan seperti itu. kesibukan ayah memang tidak dapat ditunda. huuuftt,, sedih memang. tapi nasi sudah jadi bubur. yang terjadi biarlah terjadi. ambil hikmah dan jadikan itu adalah proses yang membuatku bertambah dewasa. betul kan?? :))
Komentar
Posting Komentar